Kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dalam bidang Kesehatan. Namun, potensi dari AI ini belum sepenuhnya dimanfaatkan. Laporan Future Health Index tahun ini membahas potensi AI, bagaimana saat ini teknologi AI sudah membantu tenaga kesehatan dan pasien, serta apa yang dibutuhkan untuk membangun kepercayaan terhadap AI di bidang kesehatan. Kepercayaan ini penting agar teknologi AI dapat lebih mudah diadopsi dan memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien.
Survei global terbesar di bidangnya ini menganalisis pandangan para tenaga kesehatan dan pasien mengenai penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital dalam layanan kesehatan.
Perawatan yang tertunda memiliki konsekuensi. Para pasien melaporkan kondisi kesehatan mereka yang memburuk karena tidak segera mendapatkan pemeriksaan dokter.
Peningkatan beban administrasi dapat menghambat para tenaga kesehatan untuk melakukan hal yang mereka sukai: menghabiskan waktu bersama pasien.
Mayoritas tenaga kesehatan (84%) dan pasien (74%) di Indonesia optimis bahwa AI dapat meningkatkan hasil layanan kesehatan. Namun, kepercayaan ini perlu diperkuat melalui implementasi yang etis, transparan, dan relevan secara budaya.
Future Health Index adalah laporan global yang diprakarsai oleh Philips
Pada Future Health Index tahun ini, kami melakukan riset kuantitatif eksklusif yang melibatkan hampir 2.000 tenaga kesehatan dan lebih dari 16.000 pasien di 16 negara (Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Belanda, Arab Saudi, Spanyol, Afrika Selatan, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat). Dua survei kuantitatif dilakukan oleh Accenture Song, grup kreatif terbesar di dunia berbasis teknologi, menggunakan metodologi survei online (CAWI – Computer-Assisted Web Interviewing). Survei ini dilakukan dari bulan Desember 2024 hingga Maret 2025.
You are about to visit a Philips global content page
Continue