Bacaan 6 menit Menyusui, entah langsung atau memakai botol, merupakan bagian dari menjadi orang tua, maka dari itu banyak orang tua yang ingin memastikan dirinya menyusui dengan baik. Menyusui merupakan proses yang alami, namun bukan berarti perjalanannya itu mudah! Itu mengapa Anda tidak sendiri jika Anda ingin tahu cara terbaik mengajarkan bayi menggunakan dot. Entah Anda telah memutuskan untuk menyusui melalui botol dari awal, atau bila Anda menggabungkan botol dan menyusui langsung, berikut adalah informasi-informasi penting cara mengajarkan bayi minum melalui dot. Apabila Anda mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran khusus mengenai proses pemberian susu atau ASI, jangan segan untuk menghubungi dokter atau tenaga medis profesional.
Kunci dari cara menyusui bayi menggunakan dot adalah mengetahui dasar-dasarnya. Apabila pertanyaan Anda mengenai seberapa banyak atau seberapa sering bayi Anda harus disusui, semua tergantung dari berat badan, pertumbuhan bayi, dan umur bayi tersebut secara individu. Cara terbaik untuk mengetahui seberapa sering seharusnya menyusui bayi adalah dengan cara menyusuinya ketika dia lapar. Durasi menyusui mungkin akan berbeda pada setiap individu bayi, namun secara umum tidak lebih dari 20 menit. Berikut adalah garis besar yang perlu diikuti untuk menyusui bayi menurut umur mereka: 1 Apabila Anda sedang berpikir untuk menggabungkan menyusui langsung dengan menyusui melalui botol, cek artikel ini untuk informasi lebih.
Ketika menyusui bayi memakai dot, ada beberapa barang yang harus disediakan: botol dan empeng. Mempelajari cara mengajarkan bayi menggunakan dot dimulai dengan memilih botol yang tepat untuk bayi Anda agar bayi tersebut dapat menyusui secara efisien dan aman. Dengan banyak pilihan botol dan empeng, mungkin keputusan ini tidak mudah. Kami merekomendasikan agar Anda memilih botol dengan katup anti-kolik pada empengnya untuk mengurangi kolik atau sakit perut. Anda juga sebaiknya memperhitungkan botol yang mudah dipegang bayi dan bebas BPA. Apabila Anda ingin menyusui bayi cukup dengan botol saja, cobalah botol anti-kolik ini yang telah diuji secara klinis mengurangi rasa kurang nyaman pada bayi. Dengan katup anti-kolik yang terintegrasi, udara dialirkan ke botol dan bukan ke perut bayi. Lalu apabila Anda ingin menyusui secara langsung dan dengan botol, cobalah botol susu natural ini dengan desain spiral fleksibel yang mirip dengan payudara. Kelopak yang nyaman dan bentuk puting alami memudahkan mulut bayi menempel secara alami dan memudahkan Anda mengombinasikan antara menyusui langsung dan melalui botol..
SCY100/02
Terbukti secara klinis mengurangi kolik dan rasa tidak nyaman*
Botol Anti-kolik kami dengan sistem katup anti-kolik dan dot bertekstur dirancang untuk mengurangi gangguan dan rasa tidak nyaman selama menyusui. Dengan katup anti-kolik terintegrasi, udara dialirkan ke dalam botol dan bukan ke perut bayi.
See all benefitsSayangnya produk ini sudah tidak tersedia lagi
Tahap pertama dalam mempelajari cara mengajarkan bayi menggunakan dot adalah mengetahui cara mempersiapkan botol bayi itu sendiri. Sebelum mempersiapkan botol, cuci dan sterilkan botol bayi entah dengan alat sterilisasi komersil atau dengan panci dan air mendidih. Ketika Anda sudah membersihkan botol, permukaan yang akan dipakai, dan tangan Anda sampai bersih, ikuti tahap-tahap di bawah tentang bagaimana mempersiapkan botol untuk bayi: 2 1. Pastikan botol susu disterilisasi. Mensterilisasi botol dengan alat steriliser elektrik akan memastikan botol susu bersih dari kuman dalam waktu yang cepat dan dengan cara yang mudah. 3. Memberikan ASI perah yang disimpan di kulkas atau freezer. ASI perah yang dibekukan di dalam freezer sebaiknya tidak langsung dicairkan pada suhu ruang. Untuk mencairkan ASI beku, Anda dapat meletakkannya di dalam kulkas 12-24 jam sebelum diminumkan kepada bayi sampai ASI beku mencair. Jika Anda membutuhkan ASI dengan segera, Anda bisa menempatkan ASI beku di bawah air dingin yang mengalir, kemudian ganti dengan air hangat mengalir. Setelahnya Anda dapat meletakkan ASI tersebut di dalam mangkuk berisi air hangat atau menggunakan penghangat ASI elektrik. 4. Jangan menggunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI. Titik panas yang timbul dari proses ini bisa membuat lidah bayi Anda seperti terbakar. Proses pencairan tiba-tiba dan pemanasan dalam microwave juga dapat merusak kandungan nutrisi dan antibodi di dalam ASI 5. Cek suhunya. Tumpahkan sedikit ASI dalam botol ke telapak tangan Anda untuk memeriksa suhunya. Cairan tersebut seharusnya hangat. Apabila masih panas, cukup alirkan air dingin lagi sampai suhunya tepat. Now that you know how to make a baby bottle, we will discuss how to get your baby to take a bottle.
2. Memberikan ASI yang diperah langsung. If you are giving your baby formula, refer to the instructions provided on the packaging to know how much water and powder you need.
Sekarang Anda tahu bagaimana cara mempersiapkan botol bayi. Berikutnya kami akan membahas bagaimana agar bayi bersedia untuk memakai dot.
Seperti orang tua pada umumnya, Anda mungkin berpikir bagaimana cara mengajarkan bayi menggunakan dot. Berikut adalah beberapa tahapan yang dapat membantu proses pengenalan bayi terhadap botol: 3 Selain tips di atas, cobalah tiga posisi yang populer untuk menyusui bayi dengan botol: Apabila Anda menemukan beberapa tantangan seperti bayi menolak botol, cek artikel ini. Anda juga dapat menghubungi dokter anak untuk pertanyaan-pertanyaan khusus, termasuk kemungkinan bayi Anda mengalami gejala kolik. Pada akhirnya, dokter Anda tahu yang paling baik untuk kebutuhan bayi Anda.
Mempelajari cara mengajari bayi minum melalui dot mungkin sedikit menakutkan. Namun dengan persiapan dan manajemen waktu yang baik, Anda akan menemukan metode sendiri untuk mendukung bayi menggunakan dot dengan cara cepat. Pastikan bahwa Anda dan bayi Anda nyaman dan telah mempersiapkan persediaan botol yang cukup – sekarang Anda siap untuk mengajari bayi memakai dot!
1 alodokter.com - Berapa Banyak Asupan ASI yang Ideal untuk Bayi? 2 alodokter.com - Cara Penyimpanan ASI yang Benar 3 kidshealth.org - Formula Feeding FAQs: Getting Started
You are about to visit a Philips global content page
Continue