Beranda ›› Refluks Pada Bayi: Gejala dan Penanganan 

Beranda ›› Refluks Pada Bayi: Gejala dan Penanganan 

Apa itu refluks pada bayi? Tanda-tanda dan penangkalannya


Bacaan 5 menit

 

Bayi meludah atau gumoh setelah menyusui itu biasa, terutama pada beberapa bulan awal menyusui. Tidak perlu khawatir, karena hal tersebut biasanya bukan gejala penyakit serius. Namun, ada baiknya ibu-ibu mengenal gejala refluks atau refluks diam-diam/tersembunyi di mana makanan atau susu meluap dan kembali ke kerongkongan bayi.
 

Artikel ini akan memaparkan gejala refluks dan juga GERD pada bayi dan bagaimana mengatasinya. Namun apabila ada pertanyaan atau kekhawatiran lebih lanjut, jangan segan untuk menghubungi dokter atau tenaga medis profesional.

Apa itu refluks pada bayi?

 

Sekarang kita tahu bahwa refluks pada bayi itu sering terjadi, namun apa saja penyebabnya? Karena bayi mempunyai lower esophageal sphincter (LES) atau katup bagian bawah kerongkongan atau esofagus, yaitu otot yang menyimpan makanan di perut, yang belum berkembang secara penuh, maka makanan dapat berpindah kembali ke kerongkongan dengan mudah. 
 

Refluks gastroesofagus (GER) pada bayi atau refluks asam lambung pada bayi sering terjadi. 40-65% bayi mengalami refluks ini. Bagaimana cara mengetahui bahwa bayi mengalami asam lambung? Apabila bayi gumoh setelah disusui, maka kemungkinan besar bayi tersebut mengalami refluks jenis ini. GER biasanya akan menghilang dengan sendirinya ketika bayi bertumbuh besar.

 

Apabila bayi mengalami komplikasi lain selain meludahkan ASI - seperti susah untuk disusui – kemungkinan dia mengalami GERD pada bayi. Gejala GERD sebagai berikut:  1

 

  • Badan mereka melengkung ke belakang selama atau setelah makan
  • Menangis lebih dari tiga jam per hari tanpa sebab medis
  • Batuk
  • Tersedak atau kesulitan menelan
  • Lekas marah setelah makan
  • Tidak makan dengan baik atau menolak untuk makan
  • Penurunan berat badan
  • Kesulitan bernafas
  • Sering muntah

 

GERD biasa terjadi ketika otot LES menjadi lemah atau lemas ketika seharusnya kaku. Ini menyebabkan isi dari perut kembali ke bagian kerongkongan.

Apa tanda-tanda bayi mempunyai gejala asam lambung yang diam-diam (silent reflux)?

 

Jenis refluks lain adalah asam lambung yang diam-diam atau disebut silent reflux. Dalam dunia kedokteran ini juga disebut sebagai laryngopharyngeal reflux (LPR) atau penyakit refluks laringofaring. Ini terjadi ketika isi dari lambung bayi mengalir kembali ke laring, faring, trakea, dan bronkus. 2 Refluks jenis ini tidak mengeluarkan gejala terlihat, maka dari itu disebut asam lambung yang ‘diam-diam’ atau ‘silent’. Bayi dapat mengalami GERD dan silent reflux secara bersamaan, namun mereka mempunyai gejala yang berbeda. Berikut adalah gejala dari silent reflux: 3,1

 

  • Masalah pernapasan
  • Masalah pernapasan
  • Batuk kronis
  • Kesulitan makan
  • Meludah
  • Penurunan berat badan

 

Setelah mengenali gejala-gejala refluks pada bayi, berikut adalah cara-cara menangani silent reflux dan GERD pada bayi.

Mengatasi silent reflux di bayi ketika menyusui

 

Ibu-ibu menyusui mungkin perlu memikirkan makanan yang mereka konsumsi apabila ada tanda-tanda reflux pada bayi. American Academy of Pediatrics (AAP) atau Akademi Dokter Anak Amerika menyarankan agar ibu menyusui tidak memakan telur atau susu selama dua sampai empat minggu dan melihat apakah gejala-gejala refluks berkurang. Ada baiknya juga tidak mengonsumsi makanan-makanan asam. 4

Seringnya GER dan silent reflux akan hilang dengan sendirinya. Biasanya refluks tersembunyi dan refluks jenis lain akan hilang dengan sendirinya pada tahun pertama. Apabila bayi tetap menunjukkan gejala-gejala refluks tersembunyi yang terus menerus atau atau berlangsung lama, orang tua sebaiknya berkonsultasi pada dokter atau tenaga medis profesional lain.
 

Apabila bayi muntah secara berlebihan, atau keluar darah di kotorannya, atau gejala-gejala GERD di atas, orang tua sebaiknya menghubungi dokter atau tenaga medis profesional. 5

Bagaimana mengatasi refluks atau GERD pada bayi

 

Tanda-tanda refluks pada bayi biasanya akan hilang sendirinya, namun mengikuti beberapa tips berikut dapat mengurangi gejalanya: 1

 

1. Buatlah makanan bayi lebih kental dengan sereal nasi atau bubuk susu pengental.
 

2. Posisikan botol dalam sisi yang memenuhi bagian empeng untuk mengurangi jumlah udara yang ditelan bayi. Ini dapat mengurangi jumlah kolik, gas, dan refluks. Cek botol susu yang mempunyai sistem ventilasi Airflex untuk mengurangi jumlah udara ketika menyusui atau botol susu dengan desain spiral yang fleksibel
 

3. Buatlah bayi bersendawa ketika dan setelah menyusui. Untuk bayi yang disusui dengan botol, orang tua dapat membuatnya bersendawa setiap satu sampai dua ons susu. Dan apabila ibunya menyusui secara langsung, ibu dapat membuat bayi bersendawa ketika berseling ke payudara satunya.
 

4. Posisikan bayi secara tegak setelah disusui. Secara umum, bayi perlu ditegakkan selama 10 sampai dengan 15 menit setelah disusui untuk menurunkan ASI. Namun apabila bayi mempunyai refluks, orang tua dapat menegakkan bayi lebih lama lagi.

 

Tips-tips tersebut dibuat agar mengurangi gejala, namun tetap saran terbaik akan datang dari dokter profesional. Orang tua sebaiknya menghindari perubahan-perubahan pada penyusuan bayi tanpa pengawasan dokter.
 

Pelajari tips menyusui dan bagaimana membuat bayi bersendawa untuk mengurangi asam lambung!

Jangan panik

 

Berita baiknya adalah refluks sangat biasa terjadi di bayi saat tiga bulan pertama dan kebanyakan akan hilang dengan sendirinya tanpa efek jangka panjang. Walaupun GERD adalah kondisi yang lebih serius, ada banyak metode untuk mengatasinya.
 

Jangan lupa agar menghubungi dokter apabila mempunyai pertanyaan-pertanyaan lainnya.

1 alodokter.com - Asam Lambung pada Bayi Bisa Sebabkan Bayi Sering Muntah

2 repository.usu.ac.id- TINJAUAN PUSTAKA PDF

3 hellosehat.com - Refluks Asam Lambung Pada Bayi dan Anak-anak

aafp.org - AAP Releases Guideline for the Management of Gastroesophageal Reflux in Children PDF

5 idai.or.id - BEDANYA ‘GUMOH’ DAN MUNTAH PADA BAYI

You are about to visit a Philips global content page

Continue

Our site can best be viewed with the latest version of Microsoft Edge, Google Chrome or Firefox.